Selasa, 19 Oktober 2021

Wisata singkat ke TAHURA

Sudah mau dua tahun dunia berjuang melawan pandemi. Segala upaya di usahakan demi pemulihan, dari yang tetap di rumah saja, pemberian vaksin dan aturan prokes yang ketat, walaupun ada saja yang lalai.dan abai.

Tapi setidaknya di penghujung tahun 2021, ada kabar baik dengan melandainya grafik pasien covid di negeri tercinta ini. Anak sekolah sudah mulai belajar tatap muka, mall - mall sudah mulai ramai kembali, begitu pula dengan tempat wisata, sudah banyak dikunjungi.

Mengingat anjuran untuk berada di area terbuka pada ruang publik, maka Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau lebih dikenal dengan TAHURA, dapat di jadikan salah satu alternatif wisata saat ini, terutama bagi warga Bandung. 

Seperti namanya, lokasi Tahura terletak di jalan Ir. Djuanda aka Dago, lebih tepatnya di Kampung Pakar, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan  yang berada pada ketinggian 770 - 1330 dpl dengan luas sekitar 590 ha, membentang dari Dago hingga Maribaya Lembang. Posisi Tahura yang ditengah kota ini, memudahkan para pengunjung untuk datang kesini. Selain itu tiket masuknya juga sangat terjangkau yaitu Rp 12.000 untuk pengunjung domestik (tahun 2020) dan buka dari pukul 08.00 - 18.00 WIB.

source : tahuradjuanda.jabarprov.go.id

Ada tiga pintu akses untuk  memasuki Tahura, yaitu :

- Pintu Masuk Dago Pakar

- Pintu Masuk Lembang Maribaya

- Pintu Masuk Pos  Tebing Keraton

Apabila kita masuk melalui gerbang Dago Pakar, kita bisa menyewa sepeda dengan tarif Rp 20.000/jam (tapi ini flexible) untuk menikmati spot - spot yang ada seperti :


Monumen Ir. H Djuanda

Ir H Djuanda adalah perdana menteri terakhir pada era demokrasi parlementer. dan berjasa besar dalam deklarasi Djuanda  pada 13 Desember 1957, yang mana isi dari deklarasi tersebut menyatakan bahwa semua pulau dan laut nusantara adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Dimana sebelum adanya deklarasi ini, negara-negara internasional hanya mengakui batas laut teritorial Indonesia 3 mil laut dari garis pantai terendah sehingga dengan geografis pulau yang terpisah-pisah memudahkan negara lain untuk akses masuk ke Indonesia dan dapat menjadi ancaman bagi kedaulatan negara.

Jadi dengan adanya deklarasi Djuanda ini, batas negara kita pun diukur dari kepulauan terluar


Goa Jepang

Goa yang dibangun oleh pekerja romusha di tahun 1942 ini memiliki empat pintu dan dua saluran udara. Jaraknya sekitar 300m dari Monumen Ir H Djuanda. 

source: https://vipdominolounge.com


Goa Belanda

Berjarak 700m dari Goa Jepang, ada spot Goa Belanda yang dibangun pada tahun 1918 dan berfungsi sebagai markas militer, penjara, tempat penyimpanan senjata hingga PLTA pada masanya. 

source : https://vipdominolounge.com


Penangkaran Rusa

Berjalan sekitar dua kilometer dari Goa Belanda, kita bisa menikmati penangkaran rusa tutul. Para pengunjung bisa dengan dekat memberi makanan kepada rusa-rusa tersebut dengan makanan yang telah disediakan oleh petugasnya.




Curug Omas Maribaya

Lelah berjalan sepanjang empat kilometer dari Goa Belanda kita bisa mendinginkan diri di Curug Omas Maribaya. 

Seperti namanya Curug Omas ini memang berada di Maribaya dan berdekatan dengan tempat wisata Maribaya Bandung.

Curug (baca : air terjun) yang memiliki ketinggian sepanjang 30m ini, merupakan pertemuan antara Sungai Cikawari dan Sungai Cigulung yang akhirnya membentuk daerah aliran Sungai Cikapundung hulu.

source : https://www.reddoorz.com


Tebing Keraton

Mau mengakhiri hiking di Tahura dengan spot yang instagramable, cukup berjalan sejauh 5.5 km dari Goa Jepang kita akan sampai di Tebing Keraton, tapi kita harus membayar tiket masuk lagi untuk  spot yang satu ini sebesar Rp 11.000 (harga tahun 2020) untuk pengunjung domestik.

https://kelloggsnyc.com

Untuk menikmati suasana alam di Tahura ini kita tidak harus berjalan balik untuk keluarnya, karena beberapa gerbang yang tersedia bisa menjadi akses masuk dan keluar bagi pengunjungnya. Bagi pengunjung yang tidak membawa bekal makanan, di dalam area nya juga ada beberapa kafe atau warung-warung kecil yang menyediakan air kelapa muda, gorengan dan jajanan lainnya. Jangan kaget juga kalau disepanjang perjalanan nantinya bertemu monyet-monyet liar.

Bagaimana? Cukup senang dengan ulasan tempat wisata ini atau ingin langsung ke TKP ? Bagi yang mau berwisata, selamat berlibur tapi  jangan lupa prokes nomor satu ya, sama-sama kita melawan pandemi ini. Yuk...kita bisa, Indonesia bisa.


Ada yang rindu suasana seperti  video diatas ini ?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar